Saturday, December 22, 2012

Seperti Ibu



teng teng teng..
teng teng teng..
suara lonceng yang terbuat dari besi berbentuk setengah lingkaran itu berbunyi, suaranya yang khas membuat ia menjadi penguasa sekolah kala itu, karat yang semakin tebal pertanda usianya sudah semakin tua. Pak Yamin dengan seragam cokelat dan sepatu pantofel nya yang sudah di semir dengan gagah berdiri di pintu gerbang sekolah, di tangan kanannya memegang kayu eboni, membuat siapa saja yang melihatnya akan ketakutan, khususnya bagi siswa SDN 10.

Monday, December 10, 2012

Si "Maya"

"Hati-hati dengan dunia maya, dunia yang tak dimengerti oleh siapapun, yang tak jelas mana sisi baik dan buruk dari profil seseorang. Dunia yang penuh harapan-harapan palsu, tapi kalau kita cerdas, bisa lebih selektif, maka tak ada jaminan untuk terjerumus didalamnya."

hmm, itu hanya secuil nasihat yang aku dapat dari teman-teman dunia maya, orang-orang yang sama sekali belum pernah berjumpa, dan sungguh sangat abstrak. Well, ini adalah pengalamanku yang akan kuceritakan dari sisi maya, benar-benar sungguh abstrak. oh ya, sebenarnya bukan maksud untuk curhat pada tulisan ini, hanya termotivasi saja dari tulisan si pemilik rumah ini (klik disini)

awalnya mau nulis mengenai persahabatan, karena bingung ya langsung nanya aja si mbah google tentang "RETORIKA PERSAHABATAN" eh, ketemu sama si pemilik rumah itu, penasaran dengan tulisannya, akhirnya bertanya lagi dech sama si mbah cari tahu tentang tulisan lainnya membacanya, dan akhirnya nulis juga.

Sunday, November 18, 2012

Akhir dari Sebuah Tantangan



Lonceng berbunyi pertanda seluruh warga pondok harus sudah berada di mesjid jami’, banyak santri yang berlari meninggalkan kamar mereka agar tidak mendapat hukuman dari kakak pengurus markazi, aku masih saja duduk santai diteras mesjid , memperhatikan ribuan santri yang lewat dihadapanku, sambil menunggu adzan shalat ashar dan melihat ekspresi kakak pengurus yang berlagak sok galak. 

Akhirnya aku berdiri juga dari tempat dudukku, meninggalkan teras mesjid yang terbuat dari kramik berwarna hitam. Aku lekas mengambil air wudlu di ka’bah, bukan ka’bah baitullah yang berada di tanah suci sana, itu hanyalah tempat wudlu yang berbentuk persegi dan berwarna hijau, entah kenapa dinamakan ka’bah, menurutku hanya karena bentuknya yang persegi mirip seperti bentuk ka’bah baitullah, sehingga para santri menyebut dengan nama tersebut, jawabanku sama seperti jawaban mudabbirku (pengurus kamar) ketika aku bertanya kepadanya mengenai bangunan yang terletak sisi selatan mesjid, karena bentuknya persegi jadi dinamakan ka’bah, tapi entahlah nama itu sudah ada lama sekali pemberian dari santri-santri terdahulu.